Thursday, February 12, 2009

kenapa harus saling berantem???

Sore ini, saya bersama tiga orang teman saya si VJ, si ASA, dan si DSBF berkunjung ke rumah kompos. Kami berkunjung ke sana dengan tujuan untuk mengurusi GFD dan sekalian melakukan kontrolling singkat terhadap padi-padi SRI yang merupakan tanaman uji coba kami...

Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan kunjungan kami ke rumah kompos ini, hehe...

Setelah melakukan semua kewajiban kami, kami pun berjalan kaki menuju kampus kami dengan menyusuri tanjakan sambil berbincang-bincang santai. Di tengah perjalanan kami, kami terhenti di tengah tanjakan. Ada apakah gerangan??? ternyata dari tanjakan, tempat kita berhenti, dapat terlihat lapangan bola yang luas. Di lapangan bola itu ternyata sedang dilangsungkan pertandingan final sepak bola dalam ajang Olimpiade 2009 kampus kami. Hmm, para pria pun merasa tertarik untuk berhenti dan menyaksikan pertandingan tersebut sejenak dari kejauhan. Apa boleh buat, saya pun ikut-ikut aja...

setelah mengamati dan menganalisis beberapa saat.., mereka (tiga orang teman saya yang pria ini) pun mengambil kesimpulan bahwa akan dilangsungkan tendangan pinalti dan menurut mereka akan sangat seru. Pada saat itu, terlihat seperti ada orang yang menandai lapangan (mgkn untuk tempat bolanya.., saya juga tidak ngerti) sementara pemain-pemain terlihat berkeliaran begitu aja dan supporter-supporter terlihat sangat-sangat antusias dan bersemangat sekali dengan yell-yell mereka...
Sebutlah pertandingan final itu dimainkan oleh jurusan A melawan jurusan B..

Sesaat sebelum melakukan tendangan pinalti itu, entah kenapa semua supporter jurusan A tiba-tiba bergerombol menyebrang lapangan dan semua supporter jurusan B pun berjalan menghampiri supporter jurusan A. Kedua kelompok supporter ini pun hampiiiiir melakukan perkelahian. Beruntung panitia Olimpiade sadar akan hal tersebut dan berhasil menengahi kedua kelompok supporter ini sebelum perkelahian terjadi. 

beberapa saat kemudian (yang terasa sangat lama), akhirnya adu pinalti dimulai. Adu pinalti ini kemudian dimenangkan oleh jurusan A. Semua supporter jurusan A tentunya senang sekali. Setelah memastikan kemenangan jurusannya, para supporter A mulai berlarian ke tengah lapangan. Awalnya aku mengira, para supporter pasti ingin memberikan ucapan selamat kepada para pemainnya secara langsung...

Tapi ternyata, dari arah yang berbeda, sebagian supporter jurusan B juga berlarian ke tengah lapangan, yang kemudian disusul sama teman-teman lainnya. Apa yang terjadi? Supporter dari kedua jurusan pun berkelahi, adu jotos, berantem di tengah lapangan. Sepertinya juga terjadi ssaling dorong-dorongan, saling desak-desakan di sana. Intinya, keadaan di sana benar-benar kacau, rusuh dan tidak terkendali lagi. Aku sangat terkejut dengan adegan yang terjadi di lapangan bola ini, hingga terdiam beberapa saat. Setelah menonton perkelahian beberapa saat (yang juga terasa agak lama), kami pun beranjak pergi, tidak ingin terlibat masalah apapun.

Ketika dalam perjalanan menuju kampus, pikiran saya melayang kemana-mana. Selama ini, saya hidup dalam dunia yang aman-aman dan damai-damai saja. Jujur, saya belum pernah melihat tawuran atau demo anarkis atau aksi-aksi sejenis secara langsung. Dalam ingatan saya, scene terburuk yang pernah saya saksikan secara langsung adalah demo kecil penggusuran tempat judi dengan membakar mesin jackpot. Dan scene itupun tidak terlalu saya ingat, karena saya melihatnya waktu kecil dahulu. Saya hanya ingat saya menangis melihat scene yang mengerikan itu.

Ketika melanjutkan perjalanan menuju kampus, dalam otak, saya terus bertanya-tanya Kenapa perkelahian ini harus terjadi? Kenapa harus saling berantem? 

Andaikan kedua belah pihak dapat mundur selangkah, atau setidaknya menahan diri, maka perkelahian tidak akan terjadi. 
Andaikan supporter jurusan B dapat bersikap sportif dan menjunjung tinggi semangat olahraga dan Andaikan supporter jurusan A dapat bersikap tenggang rasa terhadap perasaan supporter B yang mungkin  kecewa atau sedih atau mungkin belum siap menerima kekalahan ini, maka perkelahian pasti tidak akan terjadi.
Tapi yang terjadi justru sebaliknya daripada yang ada di angan-anganku...
arogansi setiap jurusan di kampuku terlalu tinggi..

Aku sedih memikirkannya...
Jurusan A dan Jurusan B berasal dari kampus yang sama. Perlukah hanya demi satu pertandingan olahraga, kedua jurusan ini berkelahi, bahkan bermusuhan.
BAYANGKAN SAJA....!!!!, SATU PERGURUAN TINGGI, SATU ALMAMATER, dan hal ini bisa terjadi...
malukah kita jika hal ini tersebar keluar?
bukankah, dalam satu almamater, kita harus saling mendukung, saling membantu sama lain...
setidaknya, begitulah pemikiran yang ada di otak saya...

Jika dalam suatu perguruan tinggi saja, para mahasiswanya tidak bersatu, bahkan terpecah belah..., 
bagaimana kita menyatukan mahasiswa dari perguruan tinggi berbeda..?
bagaimana kita menyatukan semua masyarakat dalam satu daerah...?
bagaimana kita menyatukan masyarakat dari daerah berbeda...?
dan bagaimana pula kita membuat indonesia satu...?

dan satu hal lagi, yang melakukan perkelahian adalah mahasiswa..., MAHASISWA...!!!
Jika mahasiswa hanya bisa menyelesaikan kekesalan, ketidakpuasan atau ke...an-ke...an lain dengan perkelahian dan kekerasan.., buat apa mereka masih menyandang gelar mahasiswa??
Mahasiswa seharusnya merupakan kaum terpelajar, atau setidaknya sudah bisa membedakan mana yang baik atau buruk; mana yang benar atau salah; mana yang pantas atau tidak untuk mereka lakukan.
coba tanyakan kepada seorang anak tk (taman kanak-kanak) atau anak SD, apakah berkelahi itu baik? apakah berkelahi itu benar? apakah berkelahi itu pantas? 
Malukah kita jika mendengar jawaban mereka ?

Waah, jadi panjang tulisannya, padahal awalnya ga ingin sepanjang ini...
Hmm, jadi ingin kembali lagi ke masa-masa tk (taman kanak-kanak) yang riang gembira, damai, serta penuh dengan rasa persahabatan, ketidakegoisan, angan-angan dan mimpi...
Apakah aku terlalu naif jika mengharapkan dunia ini yang aman dan damai??
Masihkah mungkin hal itu terjadi??
Masih bolehkah aku berharap??

0 comments:

Post a Comment